/* */ Hasil Quick Count Pilkada/Pilgub Jabar 2018
Home » Pilkada 2018 » Hasil Quick Count Pilkada/Pilgub Jabar 2018

Hasil Quick Count Pilkada/Pilgub Jabar 2018

Advertisement
Advertisement



Suasana panas mewarnai perhelatan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jawa Barat di tahun 2018 ini. Empat pasangan calon gubernur dan wakil gubernur tampak bertarung sengit untuk memenangkan dingklik nomor satu dan dua di Provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak ini. Setelah melalui beberapa tahapan pilkada termasuk pengundian nomor urut pasangan Cagub-cawagub yang digelar KPU Jabar di Gedung Youth Center Sport Jabar Arcamanik Jalan Pacuan Kuda Nomor 140 Kota Bandung pada bulan Februari yang lalu. Dalam pengundian nomor urut itu pasangan Ridwan Kamil - Uu Ruzhanul Ulum (Rindu) yang diusung oleh Partai Nasdem, PPP, PKB dan Hanura mendapatkan nomor urut satu, kemudian disusul Pasangan Hasanuddin dan Anton Charliyan (Hasanah) yang didukung oleh PDIP menerima nomor urut dua. Selanjutnya pasangan calon Sudrajat-Ahmad Syaikhu (Asyik) yang diusung oleh PKS,

PAN, dan Gerindra menerima nomor urut tiga serta yang terakhir ialah Pasangan calon Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi (2DM) yang didukung oleh Partai Golkar dan Partai Demokrat menerima nomor urut empat. 

Nah ini beliau hasil hitung cepat atau quick count sementara pilgub atau pilkada provinsi Jawa Barat 2018: 

1. Paslon Ridwan Kamil - UU

Ruzhanul Ulum (Rindu) meraih bunyi sebesar 31,91 %

2. Paslon TB Hasanuddin - Anton Charliyan (Hasanah) meraih bunyi sebesar 12,71 % 

3. Paslon Sudrajat - Ahmad Syaikhu (Asyik) meraih bunyi sebesar 29,06 %

4. Paslon Deddy Mizwar - Dedi Mulyadi (2DM) meraih suara

sebesar 26,32 %

Suara masuk : 34,5 %

Masyarakat Jawa Barat tentu saja berharap biar pemilihan gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat sanggup berlangsung lancar, aman dan kondusif, para calon dan pendukungnya diperlukan bisa mendapatkan dengan legowo hasil dari pemilihan tersebut. Siapapun nanti yang akan memimpin Jawa Barat perlu didukung selama kebijakannya baik dan pro rakyat dan tentu saja yang menjabat kelak tidak anti kritik ketika kebijakannya kurang baik.



Advertisement